Pada edisi Napak Tilas Sejarah Pasuruan
waktu itu, kami berkesempatan mengunjungi makam salah satu tokoh
bersejarah di Kota Bangil yaitu SAKERA, tepatnya di Dusun Bekacak
Kelurahan Kolursari Kecamatan Bangil Kabupaten Pasuruan. Dari makam yang
sederhana inilah cerita tentang beliau terungkap.
Sakera, yang lahir dan hidup pada masa
penjajahan Belanda ini adalah seorang keturunan Madura. Dia kemudian
mengadu nasib ke tanah Jawa dan sampailah pada wilayah Rembang –
Pasuruan. Di tempat inilah dia merasa cocok dan nyaman karena daerahnya
sangat hijau dan subur, selain itu juga karena mayoritas penduduknya
berasal dari Madura. Sakera kemudian bekerja di sebuah perkebunan tebu
milik Belanda sebagai mandor. Pekerjaannya adalah mengawasi pengairan
lahan perkebunan tebu di wilayah Rembang, Sukorejo, Kraton, Warungdowo,
Wonorejo, Pasrepan, Raci, Bangil, Beji sampai dengan perbatasan
Sidoarjo. Pekerja perkebunan tebu sangat menghormati dan menyegani
Sakera karena sifatnya yang bijak dan adil tanpa membedakan siapapun,
termasuk ketika menyelesaikan kasus antar pengguna air, Sakera bersikap
bijak dan berani. Sakera sendiri sangat terkenal dengan perwatakannya
yang kaku dan tidak bisa diajak kompromi. Dalam bekerja, dirinya dikenal
sangat ramah dan memilikisopan santun kepada seluruh pekerja perkebunan
tebu. Karenanya jika ada permasalahan, para pekerja selalu meminta
bantuan kepada Sakera. Semasahidupnya, Sakera dikenal sebagai figuryang
menjadi tokoh panutan masyarakat.
Dalam perjalanan perantauannya, Sakera
memiliki sahabat bernama Brodin. Kemana saja Sakera pergi, dia selalu
bersama dengan Brodin. Brodin sendiri adalah sahabat yang patuh dan
setia kepada Sakera, apa yang ditugaskan kepadanya selalu dilaksanakan
dengan baik. Brodin pun bangga dengan posisinya sebagai sahabat Sakera.
Dalam perantauannya ini pula Sakera menemukan sang pujaan hati, adalah
Marlena seorang gadis cantik nan rupawan yang berhasil dipersuntingnya
menjadi istrinya.
Pihak Belanda telah menerapkan aturan
dalam pengelolaan perkebunan tebu yang wajib dipatuhi oleh seluruh
pekerja, mereka dibagi tugas sesuai dengan jabatannya masing-masing dan
semuanya berjalan dengan baik. Masalah terjadi ketika ada seorang
pegawai melakukan pemotongan gaji terhadap pekerja perkebunan. Dia
adalah orang kepercayaan Belanda yang berwatak bengis, kejam
dan melakukan tindakan sewenang-wenang. Peristiwa ini akhirnya didengar
oleh Sakera, ia mendapat banyak laporan dari para pekerja perkebunan
yang pada intinya mereka tertindas dan disengsarakan. Akhirnya Sakera
mendatangi sang pegawai untuk menagih sisa gaji para pekerja, tapi sang
pegawai menolak bahkan dengan marah ia menodongkan pistol ke arah
Sakera. Karena khawatir dengan keselamatannya, Sakera mengeluarkan celurit
dan langsung menggorok leher dan badan pegawai itu
hinggameninggal.Karena peristiwa inilah akhirnya Sakera ditangkap dan
dijebloskan kepenjara.
Peristiwa tersebut akhirnya menjadi buah
bibir baik di kalangan pekerja perkebunan, masyarakat maupun Belanda.
Bagi Sakera, penjara merupakan resiko yang harus diterima dalam
memperjuangkan pekerja perkebunan tebu yang tertindas. Para pekerja
perkebunan tebu sangat senang dan bersuka cita dengan meninggalnya
pegawai Belanda yang keji itu. Sejak saat itu, Sakera dikenal sebagai
pahlawan yang berani oleh seluruh pekerja perkebunan dan masyarakat.
Dalam menjalani hukuman penjara pun, Sakera selalu menjadi panutan yang
paling di segani baik oleh narapidana maupun petugas penjara.
Semasa menjalani hukumanpenjara, Sakera
menitipkan Marlena istrinya kepada Brodin untuk dijaga. Karena Brodin
sahabat Sakera, Brodin melaksanakan amanah yang diberikan sahabatnya.
Lanjut cerita karena lamanya masa pidana Sakera, Brodin menaruh hati
pada kecantikan Marlena. Dengan berbagai caraBrodin akhirnya berhasil
memperistri Marlena tanpa sepengetahuan Sakera. Di dalam penjara, Sakera
banyak mendapatkan laporan dan berita jika Brodin telah
memperistriMarlena. Mengetahui hal itu Sakera marah dan berhasil kabur
dari penjara. Ia kemudian mencari Brodin untuk membuat perhitungan
dengannya. Mendengar hal tersebut Brodin takut bertemu Sakera dan
bersembunyi, karena terlanjur cintanya kepada Marlena,
Brodinberkeinginan untuk membunuh Sakera. Brodin menyusun siasatdengan
bekerjasama dengan Belanda. Brodin memfitnahSakera jika sekarang ini
Sakera sangat membahayakanBelanda. Belanda sendiri takut dengan
keberanian Sakera yang menjadi pejuang dan di elu-elukanmasyarakat.
Siasat kemudian disusun, bagaimana cara membunuh Sakera yaitu dengan
mengadakan tayuban. Dengan tontonan tayuban diyakini Sakera bakalan
muncul dan tampil. Akhirnya Sakera muncul dan oleh cecunguk Brodin,
Sakera dijamu diajak naik ke pentas yang di sana sudah disiapkan jebakan
agar Sakera bisa terperosok masuk lubang. Naiklah Sakera ke atas
panggung dengan mengikuti musik dan tarian sehingga tidak menyadari
dirinya jatuhterperosok dalam lubang jebakan. Saat itulah Sakera
dihujani batu-batu besar yang telah dipersiapkanoleh cecunguk Brodin.
Di akhir riwayatnya, Sakera meninggal
atau tidak meninggal itupun masyarakat banyak yang tidak berani
memastikan. Karena Sakera itu terkenal sakti dan sulit untuk dibunuh.
Sakera oleh masyarakat Bangil dan sekitarnya sangat dikenang berkat
kegigihan dan perjuangannya membela kaum tertindas,tidak pernah pamrih,
adil dan sangat berani dalam mengambil keputusan. Akhir cerita sampai
saat ini makam Sakera ada dua versi yakni di Tampong Rembang dan di
Bekacak Kolursari Bangil. Begitu terkenalnya Sakera dengan keberanian
dan semangat perjuangannya, sampai-sampai nama Sakera dijadikan sebagai
nama sporter sepakbola yakni Sakeramania.
Tim Penyusun:
- Editor (Waluyo Affandi & Elyza Shofyana)
- Observer (Helmi Kesetian Yudah & Chilmiah Aulia Sari)
- Dokumentasi (Moh. Nashih & Muhammad Najib)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar