Sabtu, 02 Januari 2016

SAKERA, Pejuang Buruh dari Tanah Madura. Sakera. Semasa hidupnya, Sakera dikenal sebagai figuryang menjadi tokoh panutan masyarakat.


20140405_105353

Pada edisi Napak Tilas Sejarah Pasuruan waktu itu, kami berkesempatan mengunjungi makam salah satu tokoh bersejarah di Kota Bangil yaitu SAKERA, tepatnya di Dusun Bekacak Kelurahan Kolursari Kecamatan Bangil Kabupaten Pasuruan. Dari makam yang sederhana inilah cerita tentang beliau terungkap.
Sakera, yang lahir dan hidup pada masa penjajahan Belanda ini adalah seorang keturunan Madura. Dia kemudian mengadu nasib ke tanah Jawa dan sampailah pada wilayah Rembang – Pasuruan. Di tempat inilah dia merasa cocok dan nyaman karena daerahnya sangat hijau dan subur, selain itu juga karena mayoritas penduduknya berasal dari Madura. Sakera kemudian bekerja di sebuah perkebunan tebu milik Belanda sebagai mandor. Pekerjaannya adalah mengawasi pengairan lahan perkebunan tebu di wilayah Rembang, Sukorejo, Kraton, Warungdowo, Wonorejo, Pasrepan, Raci, Bangil, Beji sampai dengan perbatasan Sidoarjo. Pekerja perkebunan tebu sangat menghormati dan menyegani Sakera karena sifatnya yang bijak dan adil tanpa membedakan siapapun, termasuk ketika menyelesaikan kasus antar pengguna air, Sakera bersikap bijak dan berani. Sakera sendiri sangat terkenal dengan perwatakannya yang kaku dan tidak bisa diajak kompromi. Dalam bekerja, dirinya dikenal sangat ramah dan memilikisopan santun kepada seluruh pekerja perkebunan tebu. Karenanya jika ada permasalahan, para pekerja selalu meminta bantuan kepada Sakera. Semasahidupnya, Sakera dikenal sebagai figuryang menjadi tokoh panutan masyarakat.
Dalam perjalanan perantauannya, Sakera memiliki sahabat bernama Brodin. Kemana saja Sakera pergi, dia selalu bersama dengan Brodin. Brodin sendiri adalah sahabat yang patuh dan setia kepada Sakera, apa yang ditugaskan kepadanya selalu dilaksanakan dengan baik. Brodin pun bangga dengan posisinya sebagai sahabat Sakera. Dalam perantauannya ini pula Sakera menemukan sang pujaan hati, adalah Marlena seorang gadis cantik nan rupawan yang berhasil dipersuntingnya menjadi istrinya.
Pihak Belanda telah menerapkan aturan dalam pengelolaan perkebunan tebu yang wajib dipatuhi oleh seluruh pekerja, mereka dibagi tugas sesuai dengan jabatannya masing-masing dan semuanya berjalan dengan baik. Masalah terjadi ketika ada seorang pegawai melakukan pemotongan gaji terhadap pekerja perkebunan. Dia adalah orang kepercayaan Belanda yang berwatak bengis, kejam dan melakukan tindakan sewenang-wenang. Peristiwa ini akhirnya didengar oleh Sakera, ia mendapat banyak laporan dari para pekerja perkebunan yang pada intinya mereka tertindas dan disengsarakan. Akhirnya Sakera mendatangi sang pegawai untuk menagih sisa gaji para pekerja, tapi sang pegawai menolak bahkan dengan marah ia menodongkan pistol ke arah Sakera. Karena khawatir dengan keselamatannya, Sakera mengeluarkan celurit dan langsung menggorok leher dan badan pegawai itu hinggameninggal.Karena peristiwa inilah akhirnya Sakera ditangkap dan dijebloskan kepenjara.
Peristiwa tersebut akhirnya menjadi buah bibir baik di kalangan pekerja perkebunan, masyarakat maupun Belanda. Bagi Sakera, penjara merupakan resiko yang harus diterima dalam memperjuangkan pekerja perkebunan tebu yang tertindas. Para pekerja perkebunan tebu sangat senang dan bersuka cita dengan meninggalnya pegawai Belanda yang keji itu. Sejak saat itu, Sakera dikenal sebagai pahlawan yang berani oleh seluruh pekerja perkebunan dan masyarakat. Dalam menjalani hukuman penjara pun, Sakera selalu menjadi panutan yang paling di segani baik oleh narapidana maupun petugas penjara.
Semasa menjalani hukumanpenjara, Sakera menitipkan Marlena istrinya kepada Brodin untuk dijaga. Karena Brodin sahabat Sakera, Brodin melaksanakan amanah yang diberikan sahabatnya. Lanjut cerita karena lamanya masa pidana Sakera, Brodin menaruh hati pada kecantikan Marlena. Dengan berbagai caraBrodin akhirnya berhasil memperistri Marlena tanpa sepengetahuan Sakera. Di dalam penjara, Sakera banyak mendapatkan laporan dan berita jika Brodin telah memperistriMarlena. Mengetahui hal itu Sakera marah dan berhasil kabur dari penjara. Ia kemudian mencari Brodin untuk membuat perhitungan dengannya. Mendengar hal tersebut Brodin takut bertemu Sakera dan bersembunyi, karena terlanjur cintanya kepada Marlena, Brodinberkeinginan untuk membunuh Sakera. Brodin menyusun siasatdengan bekerjasama dengan Belanda. Brodin memfitnahSakera jika sekarang ini Sakera sangat membahayakanBelanda. Belanda sendiri takut dengan keberanian Sakera yang menjadi pejuang dan di elu-elukanmasyarakat. Siasat kemudian disusun, bagaimana cara membunuh Sakera yaitu dengan mengadakan tayuban. Dengan tontonan tayuban diyakini Sakera bakalan muncul dan tampil. Akhirnya Sakera muncul dan oleh cecunguk Brodin, Sakera dijamu diajak naik ke pentas yang di sana sudah disiapkan jebakan agar Sakera bisa terperosok masuk lubang. Naiklah Sakera ke atas panggung dengan mengikuti musik dan tarian sehingga tidak menyadari dirinya jatuhterperosok dalam lubang jebakan. Saat itulah Sakera dihujani batu-batu besar yang telah dipersiapkanoleh cecunguk Brodin.
Di akhir riwayatnya, Sakera meninggal atau tidak meninggal itupun masyarakat banyak yang tidak berani memastikan. Karena Sakera itu terkenal sakti dan sulit untuk dibunuh. Sakera oleh masyarakat Bangil dan sekitarnya sangat dikenang berkat kegigihan dan perjuangannya membela kaum tertindas,tidak pernah pamrih, adil dan sangat berani dalam mengambil keputusan. Akhir cerita sampai saat ini makam Sakera ada dua versi yakni di Tampong Rembang dan di Bekacak Kolursari Bangil. Begitu terkenalnya Sakera dengan keberanian dan semangat perjuangannya, sampai-sampai nama Sakera dijadikan sebagai nama sporter sepakbola yakni Sakeramania.
Tim Penyusun:
  • Editor (Waluyo Affandi & Elyza Shofyana)
  • Observer (Helmi Kesetian Yudah & Chilmiah Aulia Sari)
  • Dokumentasi (Moh. Nashih & Muhammad Najib)
20140405_105224

Tidak ada komentar:

Posting Komentar