Kamis, 18 Februari 2016

Menggunakan alasan yang berputar-putar dalam menganggapi masalah.

Kerancuan Dalam Berpikir Tercermin dalam Retorika.
Perkembangan kondisi negara Indonesia penuh dengan ketegangan yang mmelahirkan dialektika-dialektika yang membangun. Hal tersebut menjadi catatan positif bagi keberlangsungan suatu negara termasuk eIndonesia.
Dialektika tidak terlepas dengan adanya retorika sebagai perantaranya.
Seiring perkembangan dalam retorika dan dialektika terdapat benih-benih kerancuan yang menyebabkan kesalahan berpikir. Benih-benih terebut berkembang cepat sehingga dalam menganalisa sesuatu menjadi rancu. Hal itu menyebabkan kesalahn dalam mengambil kesimpulan terhadap suatu pembahasan. Kesimpulan yang salah menyebabkan penyelasaian ataupun solusi yang diambil menjadi kurang tepat sehingga pencapaiannyapun kurang maksimal. Adapun kerancuan berpikir lebih dikenal dengan Intelectual Cul DeSac.
Logika Solusi Kebenaran Dalam menghadapi Reakitas.
Intelectual Cul desac memiliki beberapa kategori, yakni :
1. Fallacy of dramatic Instance
Menggunakan 1 atau 2 kasus untuk menyimpukan suatu masalah secara menyeluruh
Ex : Mr. X dari Partai Besar Harapan
Mr. X mencuri uang negara.
Mr. Y dari Partai Besar Harapan juga.
mereka menganggap Mr. Y juga mencuri uang negara dikarenakan satu kelompok dengan Mr. X dan seluruh anggota kelompok tersebut mencuri uang negara juga. (kesimpulan salah)
2. Fallacy of Retrospective Determinis
Kerancuan Berpikir yang menyatakan permasalahn sosial selalu ada sehingga tidak perlu adanya usaha untuk meminimalisir atau memperbaiki keadaan permasalahan sosial
Ex : kemiskinan dan praktik korupsi sudah ada sejak dahulu terbentuknya dari suatu negara. maka dia beranggapan bahwasanya korupsi dan korupsi tidak perlu diberantas karena sudah turun-temurun ada
3. Post Hoc Ergo Propter Hoc
Jika ada dua kasus atau kondisi yang terjadi berdekatan terjadinya maka dia menganggap kejadian pertama menjadi penyebab kejadian kedua padahal antara kejadian pertama dan kedua belum tentu ada hubungannya.
Ex : kasus I : Partai antah berantah dinyatakan bubar.
Kasus II : eIndonesia berhasil mengusai daerah asia tenggara.
trjadi berdekatan.
maka muncul kesimpulan kasus I menyebabkan kasus II (kesimpulan yang salah)
4. Fallacy of misplaced Concretness
Kesalahan yang mengkonkritkan sesuatu yang bersifat abstrak.
Ex : negara eIndonesia marak terjadi korupsi. dia beranggapan hal itu sudah takdirnya karena di RL saja indonesia terkenal dengan negara korupsi. (korupsi itu konkrit sedangkan takdir itu abstrak.
5. Argumentum ad verecundiam
Berargumentasi dengan menggunakan otoritas
sering terjadi dalam debat lintas keyakinan untuk membungkam orang lain ngomong.
6. Fallacy of composition
Ketika satu tindakan / usaha dilakukan oleh satu orang berhasil maka beranggapa hal / usaha yang sama akan berhasil juga dilakukan oleh seluruh orang
ex : juragan x berhasil menjadi kaya dengan memproduksi wq7. maka orang beranggapan kalo dia mengikuti hal tersebut maka ia juga akan kaya. padahal kalo semua orang memproduksi wq7 maka harga wq7 akan anjlok dipasar domestik dikarenakan wq7 tidak laku dipasar.
7. Circular Reasoning.
Menggunakan alasan yang berputar-putar dalam menganggapi masalah.

Sabtu, 13 Februari 2016

ASTAGFIRULLAH .!! BIKSU INI TERKENA AZAB KARENA BANTAI MUSLIM ROHINGYA

 Photo Biksu Terserang Azab lantaran Bantai Muslim Rohingya Mulai sejak tempo hari, sosial media di ramaikan dengan photo seseorang biksu yang di sekujur badannya penuh tonjolan. “Azab Allah pada pembantai muslim Rohingya, ” sekian judul photo yang menyebar di Facebook dan Google Plus itu.




Lihat gejalanya, sakit yang terkena oleh biksu itu dalam arti kedokteran dimaksud neurofibromatosis. Yaitu kelainan genetik, dimana neurofibroma nampak pada kulit dan sisi badan yang lain. Neurofibroma yaitu tonjolan seperti daging yang lembut, yang datang dari...........

Ashin Wirathu | via: bbc.com
Ashin Wirathu | via: bbc.com

jaringan saraf.

Tetapi, apakah benar biksu itu yaitu biksu Myanmar yang diazab Allah lantaran membantai Muslim Rohingya? Hasil penelusuran Tarbiyah. net, photo itu sudah mengedar di internet mulai sejak satu tahun lebih waktu lalu. Pada th. 2013, photo itu sudah diupload di Pinterest oleh Jennifer Payandeh dengan info “Biksu Thailand penderita



neurofibromatosis. ”

Website Thedailyweird pada Juni 2013 juga melaunching photo itu dengan info yang sama : Biksu Thailand penderita neurofibromatosis.

Kesimpulannya, photo itu benar kalau ada biksu yang menanggung derita neurofibromatosis. Tetapi, biksu itu tidaklah biksu Myanmar tetapi biksu Thailand dan photo itu adalah photo lama mulai sejak satu tahun lebih waktu lalu.



Terlebih dulu, pada Mei lantas juga mengedar bebrapa photo beberapa biksu Budha alami kecelakaan hebat. Bus yang mereka tumpangi terguling. Banyak pemakai sosial media yang menebarkan kalau itu yaitu biksu Myanmar yang terserang azab lantaran membantai Muslim Rohingya. (Baca : Biksu Budha Kecelakaan Hebat, Azab Akibat Bunuh Muslim Rohingya?)

Sesudah dikilas balik Tarbiyah. net, nyatanya bebrapa photo itu sudah mengedar di internet mulai sejak th. 2012. Media Thailand esanguide. com sudah mengunggah bebrapa photo itu pada 22 Maret 2012, dengan memberi info berita kalau bus yang ditumpangi oleh beberapa biksu yang akan ke China untuk studi banding terguling. 35 orang biksu terluka dalam kecelakaan hebat itu. 32 salah satunya biksu lelaki dan 3 salah satunya wanita. Mereka lalu dilarikan ke tempat tinggal sakit.

Muka Ashin Wirathu, Penjagal Suku Rohingya Berjubah Biksu

Jakarta Namanya Ashin Wirathu, dia seseorang biksu Buddha yang dituding jadi penyebabnya pembantaian suku Rohingya sampai pada akhirnya mereka ramai-ramai eksodus dari Burma.

Ashin Wirathu (Lewat : cashcashpinoy. co)

Wirathu dimaksud dalam majalah TIME sebagai tokoh paling kontroversial. Dibalik jubah biksunya, dia memperoleh cap provokator yang tidak suka pada golongan muslim dan mulai cemas atas perubahan agama samawi ini di tanah Myanmar.

Ashin
Wirathu (Lewat : huffingtonpost. com)

Ashin Wirathu menyakini ada konspirasi besar merubah Burma jadi negara Islam. Atas basic berikut dia membuat grup bernama SKUAD 969 yang memperlancar serangan-serangan seporadis pada golongan muslim, termasuk juga benda-benda kepemilikan mereka bahkan juga tempat tinggal beribadah. Beberapa puluh masjid jadi puing di tangan SKUAD 969.



SKUAD 969 merujuk pada sembilan atribut Buddha, enam ajaran basic, serta sembilan perintah monastik terkait dengan spiritual untuk tingkatan meraih nirwana. Satu diantara pekerjaan mereka menghancurkan kemampuan asing yang menginginkan membinasakan Buddhisme dan kemampuan asing itu Islam.
Islam memanglah tumbuh cepat di Myanmar, sampai 2014 sekitaran 35 % masyarakat negara ini beralih kepercayaan jadi muslim. Di th. terlebih dulu cuma empat % saja. Untuk sebagian tokoh Buddha garis keras, termasuk juga Wirathu, hal itu jadi ancaman.
Terlebih masyarakat muslim umumnya golongan pendatang yang cukup berhasil buka usaha. Beragam toko keperluan keseharian dan beberapa usaha utama malah digerakkan oleh umat Islam. Wirathu berasumsi hal semacam ini sebagai ancaman posisi untuk penganut Buddha. Dengan logika 'sederhana', bila makin banyak masyarakat Buddha beli beberapa barang punya muslim jadi makin makmur pengikut Nabi Muhammad SAW.




Untuk tersebut SKUAD 969 di buat. Grup ini bergerak progresif menyerukan warga Buddha supaya lakukan jual beli sesama saudara seiman. Mereka juga menandai tiap-tiap toko punya umat Buddha dengan stiker.
SKUAD 969 berdalih mereka membuat perlindungan budaya dan jati diri Burma yang sama dengan Buddha. Mereka rajin menebar isu masalah biadabnya golongan muslim dan tuduhan menyesatkan ini bikin banyak media melabeli Wirathu sebagai 'Buddhist Bin Laden' bahkan juga TIME juga menulis Wirathu sebagai 'The Face of Buddhist Terror' atau Muka Teror Buddha. Ngeri, ya. Dan yang lebih mengerikan lagi, pemerintah Myanmar mensupport kampanye kebencian Wirathu pada golongan muslim. Tersebut kenapa sampai detik ini Junta Militer tidak menindak SKUAD 969 dan menangkap biksu radikal itu sampai pada akhirnya beberapa ratus kematian berlangsung dalam tiga th. paling akhir.
Suku Rohingya yang beberapa besar golongan muslim turut terkena getah dari kampanye anti-Islam punya Wirathu. Mereka terusir dari Burma dan tidak lagi tahu kemana mesti pulang.


Hanya satu harapan yaitu menuju sebagian negara yang sebagian besar muslim. Mereka memikirkan, barangkali sesama saudara seiman bakal membantu. Tetapi apa lacur, Malaysia menampik mereka mentah-mentah. Suku Rohingya ini juga terombang-ambing di laut dengan kapal ala kandungannya yang mereka pakai untuk lari dari perseteruan Buddha-Islam di Burma. Sampailah Suku Rohingya di Indonesia. Sebagai bangsa yang welas asih, kita mesti bangga bila dapat menolong mereka, sekurang-kurangnya memberi rasa aman dari ketakutan sebab ancaman SKUAD 969 dan Ashin Wirathu. Bukanlah lantaran kepercayaan, tetapi kemanusiaan. Mudah-mudahan langkah paling baik dapat merampungkan masalah ini. Ami
SUMBER : http://duniapos.blogspot.co.id

Jumat, 12 Februari 2016


Broken Home dan Cara Mengatasinya

  

Kebanyakan orang memandang “Broken Home” itu adalah sebuah keluarga yang berantakan  yang disebabkan oleh kedua orangtua yang tidak memposisikan anak dengan masalah yang dihadapi dan tidak memandang dampak baik atau buruknya perkembangan anaknya bahkan terkesan acuh terhadap pergaulan sang anak
“Broken Home” dapat dilihat dari dua sisi yaitu : pertama keluarga yang tidak utuh seperti kedua orang tua yang bercerai, atau salah satu orang tua meninggal. Dan kedua keluarga yang utuh tetapi kedua orang tua tidak sering dirumah, sehingga si anak tidak merasakan kasih saying sebagaimana anak pada umumnya.
1.      Penyebab “Broken Home” terjadi
Perceraian Faktor pertama tidak adanya komitmen dan tujuan suami istri dalam membangun sebuah rumah tangga rumah tangga; faktor kedewasaan yang kurang mampu dalam mengatasi berbagai masalah keluarga juga tidak saling memberi rasa kepercayaan satu dengan yang lainnya, semua yang mencangkup intelektual, dan emosional.
2.      Kurangnya siraman rohani
Mengenai sikap baik, buruknya manusia didunia ibarat bermain film dan Tuhan Yang Maha Esa adalah sutradaranya. Kembali lagi kita yang mengontrol sikap buruk itu, jika mementingkan kehidupan duniawi kita akan jauh dari-Nya.
3.      Sikap kekanak-kanakan orang tua
Egoisme adalah sikap yang dimiliki setiap manusia. Akan tetapi banyak juga yang masih bisa terkontrol. Egois adalah sikap yang mementingkan diri sendiri. Sikap yang lainnya adalah menggunakan segala cara untuk mendapatkan apa yang diinginkan.
4.      Adanya masalah Latar Belakang
Latar Belakang disini seperti kedudukan atau latar belakang keluarga dari kedua orang tua. Yang jadi permasalahan adalah membeda-bedakan dan mempermasalahkan latar belakang itu sendiri contohnya si A berlatar belakang keluarga yang terpandang dan terhormat sedangkan si B hanya karyawan biasa. Ketika berumah tangga dan memiliki banyak ketidak cocokan latar belakang ini sering kali disebut-sebut.
5.      Tidak memiliki rasa Tanggung jawab
Tidak bertanggung jawabnya orang tua salah satunya masalah kesibukan. Saking sibuknya sampai lupa bahwa ada anak yang menunggu dengan segala cerita dalam pikiiran sianak tersebut.
6.      Kurangnya Komunikasi
Kebanyakan, sebuah keluarga hilangnya keharmonisan dalam membina hubungan suami-istri adalah komunikasi. Faktor yang biasanya sering dianggap penyebab utama adalah kurangnya komunikasi.
7.      Kurangnya pengetahuan dalam Membina
Nah, faktor pengetahuan disini adalah ilmu dalam membina rumah tangga. Apa solusinya? Mungkin menurut saya adalah orang ketiga dalam penengah permasalahan yaitu Ibu atau Bapak, Kakek atau Nenek, dan Paman atau Bibi.
8.      Masalah Perekonomian
Masalah ekonomi adalah masalah internal yang mungkin bisa diselesaikan secara baik-baik. Terlepas dari penghasilan suami yang hanya cukup untuk makan dan rumah untuk berteduh. kalaupun ada lebih mungkin untuk pakaian dan lain-lain. Akan tetapi jika siisteri banyak menuntut suami, sampai sisuami itu tidak tahan terhadap tuntutannya bisa terjadilah perpecahan itu.
Pengaruh keluarga “Broken Home”
1.      Perkembangan Emosi Anak
Menurut Hather Sall (dalam Elida Prayitno 2006 : 96) “Emosi merupakan situasi psikologi yang merupakan pengalaman subjektif yang dapat dilihat dari reaksi wajah dan tubuh”. Perceraian adalah suatu hal yang harus dihindarkan, agar emosi anak tidak menjadi terganggu. Perceraian adalah suatu penderitaan atau pengalaman traumatis bagi anak (Singgih,1995:166). Adapun dampak pandangan kelurga broken home terhadap perkembangan emosi remaja menurut Wilson Madeah (1993 : 42) adalah : Perceraian orang tua membuat terpramen anak terpengaruh, pengaruh yang tampak secara jelas dalam perkembangan emosi itu membuat anak menjadi pemurung, pemalas (menjadi agresif) yang ingin mencari perhatian orang tua / orang lain. Mencari jati diri dalam suasana rumah tangga yang tumpang dan kurang serasi Sedangkan menurut Hetherington (Save M.Degum 1999:197) “Peristiwa perceraian itu menimbulkan ketidak stabilan emosi”. Ketidak berartian pada diri remaja akan mudah timbul jika peristiwa perceraian dialami oleh kedua orang tuanya, sehingga dalam menjalani kehidupan Anak merasa bahwa dirinya adalah pihak yang tidak diharapkan dalam kehidupan ini. (Alex Sobur, 1985:282)
Anak yang kebutuhannya kurang dipenuhi oleh orang tua emosi marahnya akan mudah terpancing. Seperti yang dikemukakan oleh Hurlock (didalam Elida Priyitno. 2006 : 74) “Hubungan antara kedua orang tua yang kurang harmonis terabaikannya kebutuhan remaja akan menampakkan emosi marah”. Jadi keluarga sangat berpengaruh pada perkembangan emosi Anak karena keluarga yang tidak harmonis menyebabkan dalam diri anak merasa tidak nyaman dan kurang bahagia.
2.      Perkembangan Sosial Anak
Menurut Brim (dalam Elida Prayitno. 2006 : 81) “Tingkah laku sosial kelompok yang memungkinkan seseorang berpartisipasi secara efektif dalam kelompok atau masyarakat. Dampak keluarga Broken Home terhadap perkembangan sosial Anak menurut Sunggih D Gunawan 1995 : 108 adalah : Perceraian orang tua menyebabkan tumbuh pograan infenority terhadap kemampaun dan kedudukannya, dia merasa rendah diri menjadi takut untuk meluarkan pergaualannya dengan teman-teman.
Sedangkan willson Nadeeh (1993 : 42) menyatakan bahwa : Anak sulit menyesuaikan diri dengan lingkungan. Anak yang dibesarkan dikeluarga pincang, cendrung sulit menyesuaikan diri dengan lingkungan. kesulitan itu datang secara alamiah dari diri anak tersebut.
Dan dampak bagi Anak perempuan menurut Hethagton (dalam santrok 1996 : 2000) menyatakan bahwa : Anak perempuan yang tidak mempunyai ayah berprilaku dengan salah satu cara yang ekstrim terhadap laki-laki, mereka sangat menarik diri pasif dan minder kemungkinan yang kedua terlalu aktif, agresif dan genit.
Jadi keluarga broken home sangat berpengaruh pada perkembangan sosial anak karena dari keluarga anak menampilkan bagaimana cara bergaul dengan teman dan masyarakat.
3.      Perkembangan Kepribadian Anak
Perceraian ternyata memberikan dampak kurang baik terhadap perkembangan kepribadian anak.
Menurut Westima dan Haller (dalam Syamsyu Yusuf 2001 : 99) yaitu bahwa remaja yang orang tuanya bercerai cenderung menunjukkan ciri-ciri :
a. Berpilaku nakal
b. Mengalami depresi
c. Melakukan hubungan seksual secara aktif
d. Kecenderungan pada obat-obat terlarang
Cara mengatasi Broken home
1.      Perbanyak ilmu keagamaan dan siraman Rohani
Dengan mempererat hubungan kita kepada Tuhan Yang Maha Esa, saya rasa semua akan lancar. Tidak hanya dengan tuhan mempererat tali pertemanan dengan siapapun.
2.      Berpikir dan berprilaku positif
Mungkin memang mudah untuk mengatakan “semua yang terjadi pasti ada hikmahnya dan ambil sisi positifnya” dan sulit untuk di jalankan. Tapi bukankah itu memang benar?!
toh masalah yang kita hadapi adalah proses pembelajaran menuju kedewasaan diri. Semua yang berawal dari yang baik akan menghasilkan kebaikan, berpikir positif dan berprilaku baik pun pasti akan menghasilkan kebaikan tentunya untuk diri kita dan orang disekitar kita.
Nah, jika bersedih ada baiknya mulai untuk berbenah diri, tidak perlu mendengarkan omongan orang lain. Jika kita mementingkan omongan orang lain kita sendiri akan terjebak dengan keadaan dan situasi yang memungkinkan untuk menghakimi diri kita sendiri.
Dengan berusaha, ikhlas, dan berikhtiar jalan keluar akan terbuka dengan sendirinya.
3.      Tempat untuk berbagi
Tuhan memang baik, adakalanya kita sadari itu ketika dalam keterpurukan sehingga kita akan selalu ingat jika kita tidak sendiri di dunia ini. Ada sahabat, teman, atau pacar yang bisa untuk mendengarkan keluh kesah dan memberikan nasehat yang baik terhadap kita.
4.      Mencari Pelarian Yang Positif
Tidak ada salahnya jika kita mencoba hal-hal yang baru, yang positif dong tentunya. Contohnya menjadi pelukis yang keliling kota untuk melukis pemandangan dari tengah kota sampai pelosok-pelosok kota, sehingga membuat otak kita lebih fresh.
Atau melakukan kegiatan yang membuat kita lupa akan permasalahan yang kita hadapi bahkan bisa membuat kita menyelesaikan masalah dengan baik.
Sedih??? Sedih itu manusiawi, tapi apa dengan sedih berkelanjutan semua masalah akan selesai? Tidak tentunya! Memang ada orang yang ingin hidupnya mempunyai keluarga “Broken Home”? sepertinya anak dari keluarga Broken Home pun akan mengatakan “Tidak Ingin” jika itu terjadi. Tetapi, Ada baiknya kita bersikap tenang & bijak untuk menghadapinya.

Kamis, 11 Februari 2016

Tafsir Al-Quran, Surat Al-Isra Ayat 1-2


Tafsir Al-Quran, Surat Al-Isra Ayat 1-2
Ayat ke 1

سُبْØ­َانَ الَّØ°ِÙŠ Ø£َسْرَÙ‰ بِعَبْدِÙ‡ِ Ù„َÙŠْÙ„ًا Ù…ِÙ†َ الْÙ…َسْجِدِ الْØ­َرَامِ Ø¥ِÙ„َÙ‰ الْÙ…َسْجِدِ الْØ£َÙ‚ْصَÙ‰ الَّØ°ِÙŠ بَارَÙƒْÙ†َا Ø­َÙˆْÙ„َÙ‡ُ Ù„ِÙ†ُرِÙŠَÙ‡ُ Ù…ِÙ†ْ Ø¢َÙŠَاتِÙ†َا Ø¥ِÙ†َّÙ‡ Ù‡ُÙˆَ السَّÙ…ِيعُ الْبَصِيرُ (1)

Artinya:
Maha Suci Allah, yang telah memperjalankan hamba-Nya pada suatu malam dari Al Masjidil Haram ke Al Masjidil Aqsha yang telah Kami berkahi sekelilingnya agar Kami perlihatkan kepadanya sebagian dari tanda-tanda (kebesaran) Kami. Sesungguhnya Dia adalah Maha Mendengar lagi Maha Mengetahui. (17: 1)


Surat ini dinamakan Isra yang berarti perjalanan terkait peristiwa perjalanan Nabi Muhammad Saw ke langit. Perjalanan ini diawali dari Mekah ke Masjidul Aqsa seperti yang telah disinggung ayat pertama dari surat ini. Lanjutan surat ini mengetengahkan tema-tema penting akidah dalam masalah tauhid, Hari Kebangkitan dan perlawanan terhadap kesyirikan, kezaliman dan penyimpangan.

Dalam peristiwa ini, perjalanan paling suci sepanjang sejarah sejatinya adalah perjalanan Rasulullah Saw ke langit dan kembalinya beliau ke bumi atau yang dikenal dengan nama Mikraj. Setelah melakukan perjalanan ini, beliau menyampaikan penyaksiannya atas keagungan langit. Camkan bagaimana Nabi Adam as diturunkan ke bumi disebabkan pembangkangannya kepada Allah, sementara Nabi Muhammad Saw justru dinaikkan ke langit dan membawa hakikat dan makrifat yang tinggi kepada manusia.

Berdasarkan riwayat-riwayat tentang Mikraj yang disampaikan Nabi Muhammad Saw kepada umat Islam, dalam perjalanannya beliau menyaksikan dari dekat surga dan neraka serta kondisi ahli surga dan neraka. Dalam perjalanan Mikraj, Nabi sempat bertemu dengan para nabi terdahulu dan menyaksikan keajaiban penciptaan dunia. Dasar perjalanan langit ini disepakati oleh seluruh umat Islam dan yang mengingkarinya berarti mengingkari prinsip agama. Mayoritas mazhab Islam meyakini perjalanan ini dilakukan dengan jasad dan hanya sebagian kecil yang menyebutnya hanya perjalanan rohani.

Sesuai penukilan hadis-hadis, peristiwa ini terjadi sebelum hijrah Nabi dari Mekah ke Madinah. Saat itu Nabi Muhammad Saw baru saja selesai menunaikan shalat Maghrib di Masjidul Haram lalu meninggalkannya menuju Masjidul Aqsa. Dari sana dengan mengendarai kendaraan langit bernama Buraq beliau melewati lapisan-lapisan langit. Sekembalinya dari langit, Rasulullah Saw melaksanakan shalat Subuh di Masjidul Haram.

Perjalanan ini merupakan mukjizat ilahi. Karena dengan mencermati jauhnya jarak dari Mekah hingga ke Baitul Maqdis, sangat tidak mungkin membayangkan perjalanan sejauh itu dapat dilalui hanya semalam dengan menggunakan kendaraan yang biasa dipakai masa itu.

Namun yang menarik dari ayat pertama surat Al-Isra adalah penyebutan kata ‘abd yang berarti hamba untuk memperkenalkan Nabi Muhammad Saw dan bukannya menggunakan kata rasul atau nabi (utusan atau nabi). Ayat ini menyebutkan, “Kami menjalankan hamba Kami ke Masjidul Aqsa.” Penyebutan hamba sejatinya berasal dari ketinggian derajat penghambaannya di sisi Allah. Yakni, karena Nabi Muhammad Saw adalah hamba Allah yang ikhlas, Kami membawanya ke perjalanan Mikraj. Terlebih lagi dengan mencermati awal dan tempat perjalanan malakuti ini adalah masjid yang menjadi tempat penghambaan kepada Allah. Artinya, Allah membawa hamba-Nya dari tempat penghambaan ke langit.

Dari ayat tadi terdapat empat pelajaran yang dapat dipetik:‎
1. Penghambaan adalah pendahuluan untuk terbang dan memisahkan diri dari urusan materi menuju spiritual.
2. Malam hari adalah waktu terbaik untuk mendekatkan diri kepada Allah. Oleh karenanya, beribadah dan beristighfar di waktu malam mendapat perhatian lebih dalam Islam.
3. Masjid adalah tempat meluncur terbaik bagi orang yang beriman menuju spiritualitas.
4. Masjidul Aqsa adalah tempat suci yang harus dijaga oleh umat Islam.

Ayat ke 2

ÙˆَØ¢َتَÙŠْÙ†َا Ù…ُوسَÙ‰ الْÙƒِتَابَ ÙˆَجَعَÙ„ْÙ†َاهُ Ù‡ُدًÙ‰ Ù„ِبَÙ†ِÙŠ Ø¥ِسْرَائِيلَ Ø£َÙ„َّا تَتَّØ®ِØ°ُوا Ù…ِÙ†ْ دُونِÙŠ ‎ÙˆَÙƒِيلًا (2)

Artinya:
Dan Kami berikan kepada Musa Kitab (Taurat) dan Kami jadikan Kitab Taurat itu petunjuk bagi Bani Israil (dengan firman), "Janganlah kamu mengambil penolong selain aku.” (17: 2)

Setelah menjelaskan perjalanan Nabi Muhammad Saw ke Masjidul Aqsa, ayat ini mengatakan, “Sunnah ilahi sepanjang sejarah adalah memberi petunjuk masyarakat kepada tauhid dan penghambaan. Oleh karenanya, sebelum diutusnya Nabi Muhammad Saw Allah telah mengutus Nabi Musa as kepada Bani Israel. Nabi Musa as berdasarkan Kitab Taurat yang diturunkan Allah mengajak Bani Israel kepada Allah.”

Pengutusan para nabi dan penurunan kitab-kitab langit bertujuan menjauhkan masyarakat dari syirik dan menyeru mereka kepada tauhid. Tentu saja tidak cukup hanya dengan menyatakan kalimat tauhid Laa Ilaaha Illallah, tapi tujuan paling penting adalah menyeru manusia kepada tauhid amali (tauhid perbuatan). Tauhid amali ini ditandai dengan terputusnya hati dari semua faktor-faktor materi di dunia ini dan hanya bergantung pada kekuatan mutlak ilahi. Itulah mengapa ayat selanjutnya mengatakan, “Kitab Taurat menyebut hanya Allah yang berpengaruh dalam pekerjaan dunia dan materi, Jangan bergantung pada siapa pun dan hanya kepada Allah kalian bertawakkal.”

Dari ayat tadi terdapat dua pelajaran yang dapat dipetik:‎
1. Inti seruan para nabi dan seluruh kitab langit adalah tauhid.
2. Dalam kehidupannya manusia senantiasa membutuhkan sandaran yang dipercaya. Di sini tugas para nabi adalah memperkenalkan Allah sebagai satu-satunya  sandaran yang hakiki. 

Rabu, 10 Februari 2016

Melengkapi Satu Sama Lain untuk Menciptakan Keseimbangan dalam Perkawinan


Nasya adalah seorang gadis muda yang selalu riang. Ia suka bergaul dengan teman-temannya setelah tugas-tugasnya selesai. Mereka suka hanya sekadar duduk saja di sebuah kafe lokal dan melihat orang-orang yang lewat. Mereka akan membuat cerita orang-orang yang mereka lihat, dan selalu tertawa akan kekonyolan mereka sendiri.

Sementara, Nathan, seorang yang selalu serius. Ia hampir tidak pernah tersenyum, dan ketika ia melakukannya, tampak lebih seperti meringis daripada senyum. Ia lebih suka tinggal di rumah selama waktu luang, dan tidak pernah tertarik pada apa pun kecuali kerja. Nathan bahkan belum pernah pergi ke bioskop!
Namun, ketika dua orang manusia berlawanan jenis itu bertemu, seolah-olah semua bintang selaras dan segala sesuatu jatuh ke tempatnya. Pada kesempatan langka, Nathan pergi ke kafe yang sama tempat di mana Nasya dan teman-temannya selalu nongkrong. Dan seperti kisah di film-film, ia tanpa sengaja menumpahkan kopi dingin pada diri Nasya. Nathan begitu malu dan menyesal, namun Nasya hanya bisa menertawakan ketidaknyamanannya saja.

 Nasya meyakinkan Nathan bahwa ia baik-baik saja dan ia bisa mengganti baju karena rumahnya dekat-dekat situ. Masih meminta maaf, Nathan menawarkan untuk mengantarkan pulang. Nasya tidak bisa menolak tawaran Nathan karena ia merasa sangat kasihan padanya.
Setelah Nasya mengganti bajunya, ia tampak terlihat segar, ia pun kembali ke kafe. “Saya sekali lagi minta maaf karena mengotori bajumu,” kata Nathan.
“Nathan, jika Anda meminta maaf sekali lagi, aku bersumpah akan menumpahkan kopi pada Anda,” kata Nasya sambil tertawa.
“Bisa saya mengundangmu untuk minum kopi di kemudian hari?”
“Tentu saja.”
Saat mereka berjalan kembali ke kafe, Nathan melihat betapa cantiknya Nasya. Demikian juga Nasya, ia melirik pria yang terlihat manis ini berjalan di sampingnya. Setelah itu, kencang kopi mereka berubah menjadi kencan makan malam, dan mereka mulai menghabiskan lebih banyak waktu bersama-sama.
Nasya menunjukkan pada Nathan sisi menyenangkan dari kehidupan, dan Nathan, pada gilirannya, menunjukkan pada Nasya bagaimana mengatur dan serius pada hal-hal tertentu. Mereka bagaikan pasangan yang bisa bercampur dengan baik. Bertahun-tahun kemudian, Nathan meminta Nasya untuk menikah dengannya dan ia pun menerima.
Mereka tumbuh untuk menyukai keeksentrikan masing-masing, kekurangan, dan sifatnya. Mereka saling melengkapi satu sama lain begitu sempurna sehingga mereka menciptakan keseimbangan yang tepat dalam hidup mereka. Untuk lebih baik atau lebih buruknya, mereka berjanji untuk mencintai satu sama lain dalam sisa hidup mereka.
Demikianlah yang harus kita jalani dalam hidup perkawinan kita masing-masing.

Selasa, 09 Februari 2016

Welcome, Romantic Honeymoon Sunhouse Guest House


Situated on Bali’s southern peninsula, on a hillside overlooking the Indian Ocean and Nusa Dua, Amanusa (peaceful isle) is just 20 minutes from Denpasar Airport. A serene retreat offering privacy and escape, Amanusa is also close to Bali’s shopping and nightlife areas of Kuta, Sanur, Legian and Seminyak. Guests can spend the day at the Amanusa Beach Club where nine private bales rest on the white sand beach, or play golf on one of Indonesia’s finest courses nearby.
Renowned for its dining, nightlife, shopping and entertainment, the coastline of southern Bali offers myriad opportunities for exploration. From the chic towns of Sanur and Seminyak to the beaches of Nusa Dua and Kuta, guests can experience the vibrancy of “new” Bali from a tranquil base at Amanusa.
Bustling streets are lined with shops selling colourful textiles, wood carvings, jewellery, stone sculptures and paintings, reflecting the artistic traditions of the island. Roadside stalls offer traditional Indonesian fare such as spicy fried rice and fish or chicken satay. Along the white sand beaches, fishing boats, dramatic sunsets and arching palm trees provide endless photo opportunities and the overall atmosphere is one of welcome. This region, with Amanusa at its heart, offers an exciting opportunity to glimpse how the contemporary and the classic are intertwined on this legendary island.
Amanusa’s colonnaded, open-air entrance hall is lined with baskets of white tuberoses. Framing the marble-floored foyer is a large teak-wood sculpture illustrating scenes from the Ramayana, the epic Hindu poem. Amanusa’s 35 thatched-roof suites enjoy a sensuous tropical setting and consummate privacy. Walkways connect the suites to guest facilities and offer easy access to the neighbouring golf course and the Beach Club, located ten minutes away on the coast. The resort has 35 thatched-roof suites linked by paved walkways and set behind foliage and mossy paras stone walls for added privacy. All suites have four-poster beds and round tables for private dining, a sunken indoor bath, outdoor shower, a garden courtyard and a terrace with a spacious canopied day bed.
Each villa at Amanusa is located on approximately 4,000 square metres of land and offers four or more bedrooms and a private swimming pool. Whilst the structures that make up each villa compound are identical, the villas are differentiated by the positioning of the buildings to embrace views, respect natural terrain and vegetation, and to protect the privacy of the villa. Typically, arrival to each villa is via a forecourt that contains a double garage and a vestibule that opens to the villa landscape. There is a central two-story structure that provides two guest bedrooms on the lower level, separated by a gallery and a staircase leading to an upper level. Here one finds a lounging and dining area with beautiful open views on either side of the central stairs that lead down to the swimming area.
A generously-proportioned swimming pool lies at the heart of each Aman Villa, surrounded by a terrace with sunbeds. Leading onto the pool terrace is a guest bathroom and shower, and beyond in the garden is a large open-air dining pavilion which can accommodate up to 10 diners. Rounding out the central facilities is an air-conditioned library which provides lounging and home theatre opportunities.
Walkways through the landscaped gardens link the main facilities to the other guest bedrooms, as well as the master suite. The master suite is larger than the guest bedrooms and offers a lounging area as well as an expansive terrace. All the bedrooms feature spacious en suite bathrooms and a number also offer outdoor bathtubs and showers. Completing each Aman Villa is the service building which houses the kitchen, laundry and staff accommodation.
The Terrace offers sweeping views of the golf course, the Indian Ocean, Nusa Dua and the Bukit Peninsula at the southern end of Bali, and serves Thai and Indonesian cuisines, as well as Continental fare during the day.
Open only for dinner, The Italian Restaurant provides seating in an elegant room with high ceilings and leaded windows. Guests can also enjoy dinner in the romantic outdoor courtyard amongst flowering frangipani trees overlooking the pool.
Framed by a trellis laden with bougainvillea blossoms is an alternative dining venue located next to the swimming pool. Here, the dining is alfresco beneath a covered colonnade and lunchtime fare includes sandwiches, salads and traditional Indonesian snacks.
The Bar is situated opposite the Terrace and enjoys the same lofty views of the sea and peninsula. This venue offers casual dining throughout the day as well as afternoon tea, and is the ideal location for enjoying a sunset drink.
Amanusa’s Beach Club is located on the beachfront of the Bali National Golf Resort. The Club consists of nine beach bales, each with two sunloungers. Refreshments and light meals are served in the informal restaurant, while showers and washrooms are also provided. The white-sand beach is one of Bali’s best and is fringed by a coral reef that provides a safe lagoon for swimming and seasonal water sports. The Beach Club is also the setting for candlelit barbecues, and sunrise breakfasts can be enjoyed in the privacy of the bales.
The large 30-metre pool is bordered by a bougainvillea-covered trellis and a high paras-stone wall on three sides. The Terrace restaurant and The Bar overlook the pool from the right and left sides, while The Italian Restaurant is situated in a secluded spot behind the pool, its entrance courtyard framed by flowering frangipani trees.
The Library specialises in books on Indonesian art and culture. A selection of novels, magazines, newspapers, CDs, DVDs and board games, as well as a laptop for internet access, are also available. A unique selection of Balinese and Indonesian jewellery, indigenous handicrafts, gift items and resort wear is available for purchase in the Boutique.
Amanusa’s two all-weather tennis courts are floodlit for evening play. Attendants are available as playing partners or ball boys. A bale is located between the courts for shady breaks of iced chrysanthemum tea and other refreshments.
Amanusa’s resident therapists mix traditional Balinese massage techniques with Swedish massage and acupressure. Treatments are available in the privacy of guests’ suites, in the specially-designated Spa Suite or in one of the open-air Beach Club bales. Body treatments as well as facials, pedicures and manicures are also available. Amanusa’s Reiki master is on hand to address any energy imbalances and a reflexologist is available on request.
The resort has meeting facilities for up to 30 people and is a special venue for occasions such as weddings, anniversary celebrations, birthdays and family reunions. Amanusa’s boardroom is two rooms in one: a conference facility for informal meetings and a reception area for coffee breaks or enjoying cocktails. Facilities include direct lines for fax and telephone, a video and laser-disc system, satellite TV and a computer link to the projector and big screen.
Complimentary wireless broadband connections are available in all suites and public areas throughout the resort.
Bali’s golf courses are as diverse as the island itself. Amanusa offers guests complimentary use of its golf clubs. The Bali National Golf Resort, recognised as one of Asia’s top five courses, lies adjacent to Amanusa and offers a driving range, putting and chipping greens and a pro shop. Designed by Robin Nelson and Rodney Wright, the championship 18-hole course enjoys a scenic seaside setting and when it reopens, Amanusa guests will once again enjoy a priority reservation system and may sign all charges to their Amanusa account.

Minggu, 07 Februari 2016

Ketika Jalan Menapak Kearifan Puncak "Sang Filosof Mulla Shadra".


“Mulla Shadra seorang filosof yang sederajat dengan filosof Abu Nasir Farabi, Ibnu Sina, Syaikh Isyraq Suhrawardi, Nasiruddin Thusi, Ibnu Rusd, Ibnu Miskawai dan lain sebagainya. Juga penafsir serta penyempurna filsafat-filsafat Islam sebelumnya, dalam ilmu Irfan iapun sederajat dengan para urafa seperti Ibnu Arabi. Dalam kehidupannya ia berupaya jauh dari kehidupan mewah dan tidak mengejar kekuasaan dan tidak banyak berinteraksi dengan masyarakat awam. Pada tahun 1039 H atau 1631 dia ke desa kecil bernama Kahak yang terletak di dekat kota suci Qum dan menggunakan banyak waktunya untuk pensucian diri, tafakkur tentang hakikat-halikat segala sesuatu dan beribadah kepada Tuhan. Ia meninggalkan desa tersebut dan kembali lagi ke Syiraz pada tahun 1040 H atau 1632.Mulla Shadra berkeyakinan untuk sampai kepada kesempurnaan makrifat Tuhan (tauhid) dan ilmu akhirat (eskatologi) maka seseorang harus mutlak meninggalkan dunia, syahwat dan cinta pada kekuasaan disertai dengan kecerdasan akal, ketajaman fitrah dan kesucian jiwa.”
Syiraz adalah kota bersejarah Iran dan terletak di wilayah Pars. Di zaman Mulla Shadra, pemerintah Iran di bawah kekuasaan keturunan Shafawiyah yang secara resmi mengakui kemerdekaan wilayah Pars, saudaranya menjadi raja di wilayah Pars dan salah satu menterinya adalah ayah Mulla Shadra.
Ayah Mulla Shadra –Khajah Ibrahim Qiwami– seorang negarawan yang cerdas dan mukmin serta memiliki kekayaan yang melimpah dan kedudukannya yang mulia lagi terhormat, namun setelah menunggu bertahun-tahun ia baru dianugerahkan seorang putra yang diberi nama Muhammad (Sadruddin) dan sehari-hari dipanggil Shadra,  setelah dia dewasa kemudian digelari mulla yang berarti ilmuwan besar lalu digabungkan dengan nama kecilnya menjadi Mulla Shadra.
Sadruddin Muhammad (Shadra), merupakan anak tunggal seorang menteri raja yang menguasai wilayah luas Pars, hidup di lingkungan yang religius, terhormat dan mulia. Biasanya untuk anak-anak yang tinggal di lingkungan istana pada saat itu mereka diajar oleh guru privat di rumah mereka sendiri. Shadra seorang anak yang cerdas, semangat dan rajin belajar, dalam waktu yang singkat dia menguasai seluruh pelajaran yang diajarkan seperti, tata-bahasa Persia, Arab, seni dan tulisan indah. Pelajaran-pelajaran lain yang juga diperlajari misalnya, Fiqih, Logika dan Filsafat, tetapi Shadra yang belum balig waktu itu lebih condong ke Filsafat dan terkhusus dalam bidang Irfan. Hal ini dapat dilihat dari diarynya yang banyak tertulis syair-syair irfani berbahasa parsi dari Jalaluddin Maulawi, Araqi dan Attar.
Sebagian dari pelajaran di atas ia pelajari di kota Syiraz dan sebagian lagi dipelajari sewaktu berumur enam tahun di Qazwin. Di sana ia belajar dengan banyak guru dalam bidang yang beragam dan menyelesaikannya dengan cepat mulai dari pelajaran tingkat pertama, menengah sampai tingkat tinggi.
Mulla Shadra selama Di Qazwin bertemu dengan guru-guru besar seperti Syaikh Bahauddin Amili  dan Mir Damad dan kemudian menuntut ilmu dari mereka. Dalam waktu yang cepat, dengan kecerdasan yang dimilikinya, ia dapat menguasai pelajaran dengan sempurna dan menjadi murid yang paling dihormati dan dicintai oleh kedua gurunya.
Dengan berpindahnya ibukota Shafawiyyah dari Qazwin ke Ishfahan (tahun 1006 H atau 1598 M) Syaikh Bahauddin dan Mir Damad beserta muridnya juga hijrah ke kota tersebut dan meluaskan pengajarannya di sana. Pada masa itu, Mulla Shadra berusia 27 tahun dan secara resmi telah menamatkan semua pelajarannya.
Tidak diketahui secara pasti selama berapa tahun ia menetap di Ishfahan dan setelah itu ia ke kota mana. Kemungkinan besar setelah tahun 1010 H atau 1602 M ia hijrah dari Ishfahan ke kotanya Syiraz untuk mengurusi warisan kekayaan ayahnya, sebagian hartanya diberikan ke fakir miskin dan beberapa bagian diwakafkan untuk kepentingan umum di Syiraz.
Muhammad Ibrahim bin Yahya Qiwami Syirazi yang digelar Sadr al-Mutaallihin dan lebih dikenal sebagai Mulla Shadra adalah salah seorang filosof ilahi terbesar dan teragung yang mewarisi secara sempurna filsafat Islam dan pendiri aliran baru dalam filsafat Islam yang dinamakan al-Hikmah al-Muta’aliyah yang terus berpengaruh hingga saat ini.
Syaikh Muhammad Husain Garawi Isfahani bertutur ihwal Mulla Shadra: Jika ada orang yang mengetahui sempurna rahasia kitab Asfar maka saya akan berguru kepadanya walaupun ke negeri Cina.
Mulla Shadra berkeyakinan untuk sampai kepada kesempurnaan makrifat Tuhan (tauhid) dan ilmu akhirat (eskatologi) maka seseorang harus mutlak meninggalkan dunia, syahwat dan cinta pada kekuasaan disertai dengan kecerdasan akal, ketajaman fitrah dan kesucian jiwa.
Lebih lanjut dia berkata bahwa seseorang yang tidak sampai pada derajat mukasyafah (penyingkapan) dalam memahami hakikat-hakikat segala sesuatu maka secara hakiki tidak bisa disebut sebagai hakim. Dia katakan bahwa hukum-hukum syariat sesuai dengan ilmu makrifat (filsafat ilahi dan irfan) dan tidak bertentangan satu sama lain.
Kata Mulla Shadra orang yang tidak ingin menapaki jalan spritual (suluk) dan tidak istiqamah dalam meraih mukasyafah atas apa yang telah diargumentasikan tidak akan mendapatkan manfaat dalam menghayati secara serius ayat-ayat Al-Quran dan  sebaiknya orang tersebut tidak mempelajari dan mendalami karya-karyanya. Orang seperti ini sebaiknya mempelajari ilmu-ilmu lahiriah seperti ilmu Bahasa, Sejarah, ilmu Ushul, ilmu Fiqih dan ilmu Hadis. Menurutnya sebagian besar masyarakat haram memperlajari ilmu makrifat ini karena kesulitan yang sangat dalam meraihnya dan mencapainya dibutuhkan niat suci, cita-cita yang tinggi, keinginan yang membaja dan taufik dari Tuhan.
Ilmu makrifat dipelajari hanya untuk mendekatkan diri kepada Tuhan, jika tidak maka dia tidak akan mungkin sampai pada hakikat ilmu tersebut, bahkan sebaliknya akan menjauhkannya dari jalan yang lurus dan tujuan suci. Seorang filosof yang bijaksana tidak boleh mengajarkan dan mewariskan ilmu itu kepada orang seperti ini.

Sabtu, 06 Februari 2016

Pantai Lovina Bali Utara. patnya 10 km ke arah barat Kota Singaraja.


Pantai Lovina termasuk obyek wisata di pesisir Bali Utara. Tepatnya 10 km ke arah barat Kota Singaraja. Lokasinya di Desa Kalibukbuk, Kabupaten Buleleng, Bali. Oleh sebab itu lebih dikenal dengan obyek wisata Kalibukbuk.
Pantai Lovina yang berpasir hitam masih sangat alami, sehingga menarik dikunjungi wisatawan. Perjalanan ke tengah laut diperairan Lovina sangat menarik dikunjungi. Anda dapat menjumpai lumba-lumba sekitar 1 km dari bibir pantai. Laut Lovina yang relatif tenang sehingga bisa berwisata dengan menggunakan perahu nelayan.
Kawasan Lovina sangat terkenal dengan pertunjukan lumba-lumba liar di tengah laut. Di pantai ini terdapat ratusan lumba-lumba. Untuk dapat melihat lumba-lumba beraksi, anda harus berangkat ke tengah laut sebelum matahari terbit. Lumba–lumba akan bermunculan antara jam 6 hingga jam 8 pagi. Ada yang melompat-lompat ke permukaan, dan ada juga yang sekedar berenang. Sangat menarik aksi binatang laut berwarna hitam yang satu ini.
Wisatawan yang berkunjung dapat menyewa perahu yang khusus disediakan untuk wisata ini. Sambil menuju ke tengah laut untuk menyaksikan pertunjukan lumba-lumba anda juga dapat menyaksikan perairan laut Lovina yang indah dan alami. Anda dapat menikmati obyek wisata ini selama 3 jam. Nelayan akan mengantar anda ke tempat dimana lumba-lumba sering bermunculan. pantai lovina
Selain dapat menyaksikan pertunjukan lumba-lumba, di Pantai Lovina juga terdapat wisata menyelam. Ada beraneka ragam ikan hias di taman laut ini. Taman laut lovina juga tidak kalah dengan taman laut lainnya yang ada di Bali. Pilihan rental car Bali, adalah pilihan terbaik bagi anda menuju kawasan wisata Lovina.

Pantai Lovina Bali

Di kawasan Lovina banyak terdapat penginapan dengan harga yang bervariasi. Mulai dari penginapan sederhana hingga penginapan mewah. Ada juga penginapan yang menyediakan atraksi lumba-lumba yang sudah terlatih dan kebun binatang kecil di dalam penginapan.
Untuk menuju Lovina dari Denpasar anda dapat melewati obyek wisata hutan lindung Bedugul, Singaraja lalu menuju Lovina. Rute lainnya dapat  melewati Bedugul, Seririt dan Lovina. Perjalanan melalui kedua rute tersebut dapat ditempuh dalam waktu 2 jam. Namun jalannya agak berkelak-kelok dan naik turun. Bias juga ditempuh lewat jalur Gilimanuk lalu ke Lovina. Jalannya relatif lurus dan nyaman meski ditempuh dalam waktu yang lebih panjang yaitu sekitar 4 jam.
Jika anda ingin berlibur di tempat wisata di Bali utara, pantai ini jangan sampai anda lewatkan. Anda dapat menyewa mobil tanpa supir atau dengan supir untuk menuju lokasi ini. Kami akan dengan senang hati menyediakan sewa mobil di Bali yang dapat anda gunakan selama liburan di Bali.

Morning Glory di Pura Ulun Danu Bedugul.



Weekend kemaren kita pake buat nginep lagi di Bedugul dengan misi utama: ngilangin stress, manggang dan foto sunrise di Danau Beratan. Awalnya kita mau nginep rame2 di Green Villa (dulu namanya Villa Alamanda) karena murah dan view-nya yg ciamik. Tapi sejak villa ini dikabarkan berhantu gara2 ada bule tewas disana, kita keder juga dan memutuskan mencari tempat laen.
Dapetnya Hotel Pancasari, murmer tapi ga rekomended. Fasilitas minim, staff minim, kebersihan minim, semua serba minim deh seminim harganya
tapi kalo cuman buat tidur rame2 oke lah. Stafnya walopun susah dicari karena sering ngilang tapi sangat baek hati mau bantu kita ngurus BBQ mulai dari nyari jagung mentah, ngasi sambel dll.
Subuh2 jam 5 kita take off menuju obyek wisata Pura Ulun Danu Beratan yg jaraknya hanya sekitar 2 km. Sampe sana gerbang tiket belum buka jadi kita maen masuk aja, tapi baru jalan 20 meter dicegat sekuriti yg entah nongol dari mana. Disuru bayar 10rb/orang dan ga dapat tiket cuma dikasi brosur doang.
Ini mah pemalakan yah, padahal kita ga keberatan kalo disuru beli tiket dengan harga resmi. Tapi sudahlah kita ga mau lama2 sama pak sekuriti karena ga mau kelewat momen sunrise
Mission accomplished, selama hampir 2 jam kita foto2 sunrise dan narsis. Foto2 jam segitu mayan spesial karena belum ada pengunjung laen, jadi itu lokasi serasa milik sendiri *nyengir kuda*
Moral dari cerita ini: dateng pagi2 ke bedugul itu seru. Udaranya seger dan belum ada pengunjung laen jadi bisa bebas berekspresi. Satu hal yg perlu diinget, bedugul itu dingin, palagi subuh2. So inget bawa jaket ato acara foto2 elo bisa kacaw

Puja Mandala Bali Simbol Bhineka Tunggal Ika.


Bali dengan Julukannya pulau seribu pura, surganya dunia, surganya pariwisata, surganya peselancar adalah sebuah pulau yang damai, masyarakatnya berpikiran terbuka, menerima dan menyaring apa yang baik dan apa yang buruk, Puja Mandala Bali Simbol Bhineka Tunggal Ikasaling peduli dan tenggang rasa satu sama lainnya. Salah satu tempat yang dapat diambil pelajaran berharga yaitu dengan berdirinya 5 tempat ibadah yang dibangun dalam 1 komplek yang diberi nama Puja Mandala. Berlokasi di Nusa Dua Bali. Puja Mandala terdiri dari 5 Rumah ibadah mulai dari Masjid, Pura, Gereja Katholik dan protestan, hingga Vihara berdiri berdampingan tanpa ada sedikitpun pertikaian, bahkan hal tersebut semakin meningkatkan kerukunan antar umat beragama.
Berdiri di atas tanah seluas 2 hektar, salah satunya terdapat Masjid Ibnu Batutah ini dibangun pada tahun 1994 lalu dan diresmikan 3 tahun setelahnya. Masjid dan 4 tempat ibadat lain di dalam komplek puja mandala ini berdiri atas bantuan PT. BTDC (Bali Tourism Development Centre) yang memberikan bantuan tanah untuk membangun 5 tempat ibadat tersebut. Masyarakat mempunyai pandangan bahwa ditempat ini adalah merupakan simbul Bhinneka Tunggal Ika dan ini sering teruji dengan berbarengannya beberapa tempat ibadah dalam melaksanakan perayaan hari besar umat.
Puja Mandala Bali Simbol Bhineka Tunggal Ika Suasana keharmonisan benar-benar tergambar pada saat itu dan warga disini merasakan bahwa inilah contoh Indonesia sesungguhnya. “Simbul Bhinneka Tunggal Ika dan ini sering teruji dengan berbarengannya beberapa tempat ibadah dalam melaksanakan perayaan hari besar umat.
Alasan dibangunnya komplek Puja Mandala ini karena minimnya tempat Ibadat khususnya umat Muslim di kawasan Nusa Dua. Selain untuk kebutuhan warga muslim sekitar di kawasan Nusa Dua dan sekitarnya, masjid ini juga banyak dikunjungi wisatawan yang hendak menunaikan Ibadah sholat lima waktu di sela-sela liburannya di Bali. Meski berdampingan dengan tempat Ibadat umat lain, selama ini tidak pernah ada konflik yang disebabkan ketidakharmonisan antar sesama. Bahkan, jika ada kegiatan keagamaan dalam waktu yang bersamaan, umat Puja Mandala Bali Simbol Bhineka Tunggal Ika disini saling berinteraksi satu sama lain untuk mempererat kerukunan.Sebut saja, jikaumat Islam shalat pada saat hari Jumat dan kebetulan umat katholik juga mengadakan acara, jadi sesama umat sering interaksi bahkan saling tolong menolongSelain keunikan lokasinya yang berdampingan dengan 4 tempat ibadat lain, keindahan alam di sekitar Masjid Ibnu Batutah menjadi daya tarik tersendiri bagi jama`ah yang berkunjung. Dari atas masjid, jama`ah dapat melihat pemandangan laut bagian selatan pulau dewata.
Mungkin bagi yang belum mengenal kawasan ini, sempat terheran-heran bagaimana kelima tempat ibadah agama-agama yang diakui di nusantara ini dapat berdiri dengan begitu megahnya di satu tempat, satu kompleks lebih tepatnya. Sebuah Masjid berlantai dua bertajuk Ibnu Batutah, bersanding anggun dengan Gereja Katholik Bunda Maria Segala Bangsa, Gereja Kristen Protestan Bukit Doa, Wihara Budhina Guna dan Pura Jagat Nata. Terkait aspek historis, kelimanya berdiri atas keterlibatan banyak pihak, salah satunya PT. BTDC atau Bali Tourism Development Corporation.
Berbagai macam faktor dan pertimbangan yang mendasari pembangunan kompleks rumah ibadah ini. Bermula dari sebuah ide dan keinginan untuk membangun Masjid di kawasan Nusa Dua, kemudian disusul dengan ide dan inisiatif dari pemerintah pusat untuk mendirikan sebuah kompleks dengan lima tempat ibadah yang berdiri di satu tempat. Atas bantuan hibah taPuja Mandala Bali Simbol Bhineka Tunggal Ika nah dari PT. BTDC, mulai dibangunlah komplek Puja Mandala ini pada tahun 1994.
Kelima rumah ibadah yang berjajar anggun di Komplek Puja Madala ini adalah salah satu bukti keunikan dan mempunyai nilai tinggi sebagai penunjang kepariwisataan di Pulau Dewata. Selain sebagai wisata rohani, rumah-rumah ibadah ini dibangun guna memfasilitasi penduduk sekitar serta para wisatawan yang ingin beribadah. Nampak sekali nilai-nilai toleransi yang diaplikasikan di kawasan ini.
Jika di sejumlah daerah terjadi konflik antar umat beragama lantaran dipicu pendirian tempat ibadat, di Nusa Dua Bali justru sebaliknya. Lima tempat Ibadat mulai dari Masjid, Pura, Gereja Katholik dan protestan, hingga Vihara berdiri berdampingan tanpa ada sedikitpun pertikaian, bahkan hal tersebut semakin meningkatkan kerukunan antar umat beragama.
Puja Mandala Bali Simbol Bhineka Tunggal Ika Meski berdampingan dengan tempat Ibadat umat lain, selama ini tidak pernah ada konflik yang disebabkan ketidakharmonisan antar sesama. Bahkan, jika ada kegiatan keagamaan dalam waktu yang bersamaan, umat disini saling berinteraksi satu sama lain untuk mempererat kerukunan.
Inilah cerminan kerukunan dan toleransi beragama sesuai Sila I dalam Pancasila. Puja Mandala, membuka mata kita akan kesatuan umat dalam payung Pancasila yang BerBhinneka Tunggal Ika.

Bali Hotel, Kintamani Hotel Surya Hotel > Bali.

Welcome to The Grand Volcano

The energy and spirit of Lake and Volcano Batur invite you. Your stay in the village of Buahan beside the Lake Batur will allow you to have a relaxing and outstanding holiday.

The Grand Volcano located just beside Lake Batur Bali with a majestic view of mountain, Volcano Batur and a beautiful mountain lake. Is really quiet and peaceful place.

The Grand Volcano not only provide accommodation but also offer : Volcano Batur Sunrise Trekking Tour, Arround Batur Lake Cycling Tour, Mt. Abang Sunrise Trekking Tour, Volcano Agung Sunrise Trekking Tour, Bali One Day Tour, Dolphin Tour and numerous activities.

Your family and friends, are welcome here and will enjoy the friendly atmosphere and service at The Grand Volcano

Morning Glory di Pura Ulun Danu Bedugul



Weekend kemaren kita pake buat nginep lagi di Bedugul dengan misi utama: ngilangin stress, manggang dan foto sunrise di Danau Beratan. Awalnya kita mau nginep rame2 di Green Villa (dulu namanya Villa Alamanda) karena murah dan view-nya yg ciamik. Tapi sejak villa ini dikabarkan berhantu gara2 ada bule tewas disana, kita keder juga dan memutuskan mencari tempat laen.
Dapetnya Hotel Pancasari, murmer tapi ga rekomended. Fasilitas minim, staff minim, kebersihan minim, semua serba minim deh seminim harganya
tapi kalo cuman buat tidur rame2 oke lah. Stafnya walopun susah dicari karena sering ngilang tapi sangat baek hati mau bantu kita ngurus BBQ mulai dari nyari jagung mentah, ngasi sambel dll.
Subuh2 jam 5 kita take off menuju obyek wisata Pura Ulun Danu Beratan yg jaraknya hanya sekitar 2 km. Sampe sana gerbang tiket belum buka jadi kita maen masuk aja, tapi baru jalan 20 meter dicegat sekuriti yg entah nongol dari mana. Disuru bayar 10rb/orang dan ga dapat tiket cuma dikasi brosur doang.
Ini mah pemalakan yah, padahal kita ga keberatan kalo disuru beli tiket dengan harga resmi. Tapi sudahlah kita ga mau lama2 sama pak sekuriti karena ga mau kelewat momen sunrise
Mission accomplished, selama hampir 2 jam kita foto2 sunrise dan narsis. Foto2 jam segitu mayan spesial karena belum ada pengunjung laen, jadi itu lokasi serasa milik sendiri *nyengir kuda*
Moral dari cerita ini: dateng pagi2 ke bedugul itu seru. Udaranya seger dan belum ada pengunjung laen jadi bisa bebas berekspresi. Satu hal yg perlu diinget, bedugul itu dingin, palagi subuh2. So inget bawa jaket ato acara foto2 elo bisa kacaw

Jalan-jalan ke Taman Ujung Karangasem


Satu lagi obyek wisata alternatif di ujung timur pulau Bali,Taman Ujung Soekasada. Sebuah taman air dan istana “terapung” dengan luas total kurang lebih 10 hektar. Disini kamu bisa jalan-jalan menikmati arsitektur Bali jaman Belanda sambil foto-foto narsis. Tempat ini juga okeh banget untuk tempat bikin foto pre-wedding

Sejarah

Taman Ujung dibangun pada jaman Belanda atas perintah salah satu Raja Karangsem, konon sebagai hadiah untuk sang permaisuri.  Setelah sempat porak poranda akibat letusan Gunung Agung tahun 1963, pemerintah daerah akhirnya melakukan renovasi besar-besaran membangun kembali semuanya se-persis mungkin dengan bentuk aslinya.
Foto taman Ujung sekitar tahun 1935 (Sumber: Wikipedia)
Renovasi selesai tahun 2003 dan Taman Ujung pun resmi dibuka untuk umum sebagai salah satu obyek wisata andalan di Bali Timur

Lokasi

Taman Ujung terletak hanya sekitar 10 menit dari pusat Kota Amlapura, Kabupaten Karangsem. Kalo dari Denpasar kurang lebih 2 jam perjalanan (80km). Jalur tercepat adalah melalui bypass Ida Bagus Mantra sampai ujung di Desa Kusamba lalu terus sampai Amlapura. Atau kalo pengen singgah2 di jalan, kamu bisa ambil jalur Gianyar untuk dapat lihat pertunjukan Barong di Desa Batubulan pada pagi hari, lanjut belanja-belanja di Celuk, Mas dan Sukawati.

Perjalanan

Kita berangkat jam 8 pagi dari Denpasar dan memutuskan untuk mengambil jalur cepat tanpa nonton Barong dan shopping. Kita semua belum sarapan jadi mampir dulu ke cK beli cemilan. Kenapa cK, karena cK di Denpasar sebegitu berkuasa hingga ada di setiap tikungan
Setelah melewati By Pass Ida Bagus Mantra sejauh 35km (1 jam) kita mampir sarapan di Warung Pesinggahan. Jam 9 pagi itu timing-nya pas karena pengunjung masih sepi dan makanannya masih sangat fresh. Kamu tau dong seafood kalo ga fresh itu ga banget deh.
Baca review Warung Pesinggahan Setelah proses “isi bensin” ini selesai, kita lanjutkan perjalanan dan kali ini tanpa pit stop langsung ke tujuan. Jam 10.15 sampai Taman ujung dan kesan pertama yang kita dapat adalah tempat ini sepi pengunjung. Hanya ada beberapa kendaraan di parkiran padahal Hari Minggu.
Penting: Kalo kamu bawa kamera SLR, kamu akan dikenai biaya Rp 50,000 per kamera. Ini official loh secara kamera ada “tiket”-nya sendiri
Menurut kita pribadi, kebijakan ini agak konyol. Kalo pre-wedding kena fee masih masuk akal karena fotografer nya kerja dan dapet duit, jadi itung2 kena pajak. Tapi kalo sekedar jalan2 sama pren kena fee juga, yang rugi Taman Ujung-nya dong. Kita khan mau promosi kok malah kena biaya Tiket masuk dan tiket kamera “SLR”
Kita berharap keindahan istana air di dalam sana akan mampu membuat kita lupa soal fee SLR tadi, tapi sepertinya kita salah. Taman air nya seh keren, luas dan hijau. Tapi secara umum udara terasa panas dan gerah. Tempat berteduh agak minim dan ga begitu cocok buat piknik gelar tiker makan tipat misalnya. So bring your portable food please.
Jembatan gerbang masuk Taman Ujung
Kita jalan berkeliling komplek sambil memasuki semua bangunan yang ada. Bangunan utama ada di tengah kolam dengan 2 jembatan penghubung. Bangunan ini cukup besar dengan 4-5 ruangan buat diantaranya ruang tidur dengan dekorasi asli jaman kerajaan dulu, ruang baca dan ruang tamu. Bagus, tapi tidak ada hal istimewa yang bisa bikin kita bilang WOW gitu. Setelah ambil beberapa foto kita lanjut jalan mengitari taman.
Bangunan Utama Taman Ujung
Di satu bagian taman di sebelah barat, jalanan akan menanjak dengan belasan anak tangga dan dari puncak tangga ini kamu bisa liat view Taman Ujung secara keseluruhan. Spot yg bagus buat foto2 narsis atau ambil landscape kalo kamu hobby fotografi.
Karena faktor U alias uzur, disini pula kita istirahat sejenak sambil ngemil. Berharap ada turis2 domestik cewe ABG yang lewat dan bisa diajak kenalan, tapi itu semua too good to be true. Karena saat itu pengunjung emang sepi bro. Bisa dibilang cuman kita dan 10 orang laennya. Aeh garing
Waktu menunjukkan pukul 1 siang saat kita lanjut jalan dan kali ini menuruni tangga kembali ke level normal. Dan tiba2 saja kita sudah kembali ke jembatan tempat kita masuk pertama kali. Yah segitu aja ternyata. Kita yang doyan aktifitas outfdoor dan sedikit ekstrem jadi agak kecewa dengan Taman Ujung.

Kesimpulan TdB

Kita kagum dengan Taman Ujung dari sisi arsitektur dan arealnya yg luas. Mungkin salah satu obyek wisata dengan gaya bangunan kuno terbesar di Bali. Tapi menurut kita pihak pengelola harus lebih kreatif daripada sekedar manjadikan taman ini tempat jalan2 doang. Misalnya dengan membuat spot2 informasi turis, tempat makan/kantin atau cafe,  menambah tempat nongkrong yg lebih baek dan lebih teduh (yang sekarang beneran minim loh, kita dehirasi abis T_T)
Taman ini cocok buat jalan2 menikmati arsitektur bali, foto2 tema budaya ato pacaran
Tapi sekali lagi tidak cocok untuk piknik yang nyari yg teduh2 atau yang berorientasi makan-makan
Foto lainnya