Sejarah
Taman Ujung dibangun pada jaman Belanda atas perintah salah satu Raja Karangsem, konon sebagai hadiah untuk sang permaisuri. Setelah sempat porak poranda akibat letusan Gunung Agung tahun 1963, pemerintah daerah akhirnya melakukan renovasi besar-besaran membangun kembali semuanya se-persis mungkin dengan bentuk aslinya.Renovasi selesai tahun 2003 dan Taman Ujung pun resmi dibuka untuk umum sebagai salah satu obyek wisata andalan di Bali Timur
Lokasi
Taman Ujung terletak hanya sekitar 10 menit dari pusat Kota Amlapura, Kabupaten Karangsem. Kalo dari Denpasar kurang lebih 2 jam perjalanan (80km). Jalur tercepat adalah melalui bypass Ida Bagus Mantra sampai ujung di Desa Kusamba lalu terus sampai Amlapura. Atau kalo pengen singgah2 di jalan, kamu bisa ambil jalur Gianyar untuk dapat lihat pertunjukan Barong di Desa Batubulan pada pagi hari, lanjut belanja-belanja di Celuk, Mas dan Sukawati.Perjalanan
Kita berangkat jam 8 pagi dari Denpasar dan memutuskan untuk mengambil jalur cepat tanpa nonton Barong dan shopping. Kita semua belum sarapan jadi mampir dulu ke cK beli cemilan. Kenapa cK, karena cK di Denpasar sebegitu berkuasa hingga ada di setiap tikunganSetelah melewati By Pass Ida Bagus Mantra sejauh 35km (1 jam) kita mampir sarapan di Warung Pesinggahan. Jam 9 pagi itu timing-nya pas karena pengunjung masih sepi dan makanannya masih sangat fresh. Kamu tau dong seafood kalo ga fresh itu ga banget deh.
Baca review Warung Pesinggahan Setelah proses “isi bensin” ini selesai, kita lanjutkan perjalanan dan kali ini tanpa pit stop langsung ke tujuan. Jam 10.15 sampai Taman ujung dan kesan pertama yang kita dapat adalah tempat ini sepi pengunjung. Hanya ada beberapa kendaraan di parkiran padahal Hari Minggu.
Penting: Kalo kamu bawa kamera SLR, kamu akan dikenai biaya Rp 50,000 per kamera. Ini official loh secara kamera ada “tiket”-nya sendiri
Menurut kita pribadi, kebijakan ini agak konyol. Kalo pre-wedding kena fee masih masuk akal karena fotografer nya kerja dan dapet duit, jadi itung2 kena pajak. Tapi kalo sekedar jalan2 sama pren kena fee juga, yang rugi Taman Ujung-nya dong. Kita khan mau promosi kok malah kena biaya Tiket masuk dan tiket kamera “SLR”
Kita berharap keindahan istana air di dalam sana akan mampu membuat kita lupa soal fee SLR tadi, tapi sepertinya kita salah. Taman air nya seh keren, luas dan hijau. Tapi secara umum udara terasa panas dan gerah. Tempat berteduh agak minim dan ga begitu cocok buat piknik gelar tiker makan tipat misalnya. So bring your portable food please.
Jembatan gerbang masuk Taman Ujung
Kita jalan berkeliling komplek sambil memasuki semua bangunan yang ada. Bangunan utama ada di tengah kolam dengan 2 jembatan penghubung. Bangunan ini cukup besar dengan 4-5 ruangan buat diantaranya ruang tidur dengan dekorasi asli jaman kerajaan dulu, ruang baca dan ruang tamu. Bagus, tapi tidak ada hal istimewa yang bisa bikin kita bilang WOW gitu. Setelah ambil beberapa foto kita lanjut jalan mengitari taman.
Bangunan Utama Taman Ujung
Di satu bagian taman di sebelah barat, jalanan akan menanjak dengan belasan anak tangga dan dari puncak tangga ini kamu bisa liat view Taman Ujung secara keseluruhan. Spot yg bagus buat foto2 narsis atau ambil landscape kalo kamu hobby fotografi.
Karena faktor U alias uzur, disini pula kita istirahat sejenak sambil ngemil. Berharap ada turis2 domestik cewe ABG yang lewat dan bisa diajak kenalan, tapi itu semua too good to be true. Karena saat itu pengunjung emang sepi bro. Bisa dibilang cuman kita dan 10 orang laennya. Aeh garing
Waktu menunjukkan pukul 1 siang saat kita lanjut jalan dan kali ini menuruni tangga kembali ke level normal. Dan tiba2 saja kita sudah kembali ke jembatan tempat kita masuk pertama kali. Yah segitu aja ternyata. Kita yang doyan aktifitas outfdoor dan sedikit ekstrem jadi agak kecewa dengan Taman Ujung.
Kesimpulan TdB
Kita kagum dengan Taman Ujung dari sisi arsitektur dan arealnya yg luas. Mungkin salah satu obyek wisata dengan gaya bangunan kuno terbesar di Bali. Tapi menurut kita pihak pengelola harus lebih kreatif daripada sekedar manjadikan taman ini tempat jalan2 doang. Misalnya dengan membuat spot2 informasi turis, tempat makan/kantin atau cafe, menambah tempat nongkrong yg lebih baek dan lebih teduh (yang sekarang beneran minim loh, kita dehirasi abis T_T)Taman ini cocok buat jalan2 menikmati arsitektur bali, foto2 tema budaya ato pacaran
Tapi sekali lagi tidak cocok untuk piknik yang nyari yg teduh2 atau yang berorientasi makan-makan
Foto lainnya
Tidak ada komentar:
Posting Komentar