Jumat, 27 November 2015

Kekuatan Sugesti, Jika Berpikir Sakit Akan Sakit


 
Beberapa pasien merasa lebih baik setelah ke dokter meskipun obat yang diminumnya tidak bekerja sama sekali untuk menyembuhkan. Kondisi ini disebut efek plasebo. Namun, ternyata ada sisi lain dari kekuatan sugesti ini: pasien justru terkena gejala penyakit dan efek samping disebabkan mereka diberitahu kemungkinan tentang itu. Keadaan itu disebut efek nocebo. 

Sebuah studi dari peneliti Klinikum Saarbrucken, Jerman, menganalisis efek yang disebut sebagai efek nosebo tersebut. Laporan tersebut menyarankan dokter untuk mempelajari bagaimana cara untuk "mengeksploitasi kekuatan kata-kata" untuk keuntungan pasien.

“Ini bukan sekedar kekuatan dari kebanyakan kata-kata negatif yang tidak disengaja dari dokter dan perawat, tapi juga kekuatan dari ekspektasi negatif, pegalaman negatif, dan ketakutan dari pasien,” kata Dr. Winfried Hauser, associate professor Kedokteran Psikosomatik Klinikum Saarbrucken.

Laporan tersebut, yang baru-baru ini muncul di jurnal Deutsches Arzteblatt International, meneliti dari riset-riset yang telah ada tentang efek nocebo. Peneliti menemukan bahwa ilmuwan dan dokter menghabiskan sedikit waktu untuk berusaha memahaminya. Dari sekitar 2000 studi tentang efek plasebo, hanya beberapa lusin yang mengeksplorasi efek nocebo.

Dalam sebuah studi, peneliti secara acak membagi 50 pasien dengan penyakit tulang belakang kronis ke dalam dua grup. Satu grup diberitahu bahwa tes meregangkan kaki dapat meningkatkan sedikit rasa sakit mereka, sedangkan yang lain diberitahu bahwa itu tidak akan mempengaruhi rasa sakit mereka. Mereka yang diperingatkan tentang rasa sakit ternyata benar-benar memiliki lebih banyak rasa sakit dan tidak melakukan dengan baik tes tersebut.

Dari sini dapat disimpulkan kata-kata yang diucapkan dokter dan perawat dapat mempengaruhi pasien secara negatif juga. “Pasien sangat menerima sugesti negatif, terutama dalam situasi yang dianggap mengancam secara eksistensial, seperti operasi, sakit parah yang akut, atau kecelakaan,” tulis peneliti.

“Orang-orang dalam situasi yang ekstrim seringkali berada pada situasi trans dan dengan demikian bisa disugesti. Keadaan kesadaran ini membuat mereka rentan terhadap kesalahpahaman yang timbul dari interpretasi literal, ambiguitas, dan sugesti negatif.”

Lalu apa yang harus dilakukan? Hauser mengatakan dokter dan perawat seharusnya mendapat pelatihan untuk berkomunikasi lebih baik dengan pasien untuk menhindari terciptanya sugesti negatif. “Kita harus mempertimbangkan mengurangi jumlah informasi negatif pada potensi efek samping yang diberikan saat briefing pasien dan rincian resep,” kata Hauser.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar