Jumat, 20 November 2015

Makam Gus Dur Dijadikan Tempat Wisata Religi


[JOMBANG] Pemerintah memastikan penataan kawasan makam Presiden Ke-4 Abdurahman Wahid atau Gus Dur di Jombang,Jawa Timur akan rampung paling lambat dua tahun 2013. Kawasan yang pembangunannya menghabiskan anggaran Rp 18 miliar dari APBN dan APBD ini akan dijadikan tempat wisata religi.

Menteri Koordinator Bidang Kesejahteraan Rakyat (Menko Kesra) Agung Laksono mengatakan, kawasan ini tidak hanya untuk tempat ziarah, tetapi juga pusat informasi bagi peziarah mengenai perjuangan para tokoh agama dibawah pimpinan KH Hasyim Asy'ari, pendiri NU yang makamnya bersebelahan dengan Gus Dur.

Selain menyiarkan agama Islam, tokoh agama ini juga memiliki andil dalam perjuangan kemerdekaan Indonesia dengan Pancasila sebagai dasar negara.

"Ada banyak kepentingan dan manfaat dari kawasan ini, mulai dari wisata religi, pelestarian lingkungan, dan pusat informasi. Juga PKL yang kita harapkan bisa meningkatkan pendapatan masyarakat di daerah ini," kata Agung saat peletakan batu pertama penataan kawasan makam Gus Dur dalam rangka Safari Ramadhan Kabinet Indonesia Bersatu (KIB)II di Jombang, Minggu (21/8).

Hadir pula pada acara ini Solahuddin Wahid (adik Gus Dur), Yenny Wahid (putri Gus Dur), Widjono Suparno (Wakil Bupati Jombang), pejabat eselon 1 kementerian/lembaga pemerintahan.

Agung mengatakan, penataan kawasan makam ini sebagai bentuk penghormatan kepada Gus Dur yang telah berjasa bagi negara, baik sebagai mantan Presiden maupun tokoh agama. Anggaran yang dipakai adalah gotong royong dari pusat, provinsi dan kabupaten. Sedangkan untuk pembebasan lahan untuk kawasan ini seluruhnya diurus oleh pemda.

Solahuddin Wahid atau Gus Sholah selaku pengasuh Pondok Pesantren Tebuireng mengatakan, penataan kawasan makam Gus Dur diperlukan mengingat banyaknya para peziarah ke tempat itu. Setiap harinya ada 2.000 peziarah, dan meningkat tajam pada hari libur atau hari besar keagamaan hingga 8.000 orang. Diperkirakan setiap tahunnya ada 1 juta orang berziarah ke tempat ini.

Ia juga berharap pembangunan museum di kawasan makam yang diperkirakan menyerap anggaran Rp 5 miliar dapat terealisasi tahun depan.

Museum ini penting sebagai pusat informasi bagi peziarah, terutama mengenai peran ulama yang dimakamkan di kawasan ini dalam perjuangan kemerdekaan RI.
Ia berharap masyarakat bisa teredukasi dengan baik melalui informasi yang benar mengenai nasionalisme.

"Di sinilah kami akan memberikan informasi yang benar bagaimana kiyai dulu. Dengan demikian bila sekarang ada kiyai seperti Abu Bakar Ba'asir yang mempengaruhi umat dengan ajaran keliru bahwa negara ini kafir dan harus dimusuhi maka umat sudah bisa melawan," katanya.

Pembangunan di kawasan seluas 4,7 hektar ini meliputi, antara lain gedung perpustakaan dan ruang auditorium yang mengoleksi pustaka Islam, pustaka keluarga besar Gus Dur sekaligus dapat difungsikan untuk mengoperasikan pertunjukan film dokumenter. Monumen At Tauhid yang dihiasi dengan kolam dan air mancur, Masjid Al Rahman berkapasitas 200 jamaah, 3 pendopo sebagai tempat istirahat, gedung pusat informasi dan pengelola. Juga disediakan komplek pedagang kaki lima (PKL) dengan 85 kios yang menjual souvenir dan kerajinan masyarakat di sekitar kawasan.

Pada kesempatan itu Menko Kesra juga menyerahkan bantuan dari Kementerian Agama berupa uang sebesar Rp 720 juta untuk asrama pondok pesantren Tebuireng, Rp 400 juta untuk kelas baru Madrasah/Aliyah dan peralatan olahraga.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar