Senin, 21 Desember 2015

Anak Dewi Yull Lulus Tes Disabilitas Universitas Brawijaya. Dewi Yull Seorang Ibu yang Sukses Mendidik Anak.


Anak Dewi Yull Lulus Tes Disabilitas Universitas Brawijaya
Panji Surya Putra, anak dari artis Dewi Yull, lulus masuk Jurusan Bahasa Inggris Universitas Brawijaya dengan nilai tertinggi, Minggu 27 Juli 2014.
Panji Surya Putra (20), putera dari artis Dewi Yull, berhasil masuk ke Jurusan Bahasa Inggris Universitas Brawijaya Malang. Panji masuk dari jalur seleksi khusus penyandang disabilitas (SKPD) dengan nilai terbaik dari 19 peserta lain yang lulus tes tahun ketiga di Universitas Brawijaya Malang.

“Tahun ini ada 36 mahasiswa yang mendaftar, tetapi setelah tes yang lulus hanya 19 orang. Sesuai pengumuman 22 Juli, anak Dewi Yull namanya Panji masuk dengan hasil tes peringkat pertama, dia menyandang tuna rungu,” kata Sekretaris Pusat Studi Layanan Disabilitas (PSLD) UB Slamet Tohari, Minggu 27 Juli 2014. 

Menurut dia, tes dilakukan dalam dua tahap. Pada tahap pertama, tes Administrasi ada sekitar 36 calon mahasiswa yang mendaftar. Namun di tahap peserta banyak yang gugur akibat tidak memenuhi persyaratan seperti tidak tergolong disabel ataupun tidak memiliki ijazah. 

Hasilnya ada 27 pendaftar yang maju ke tes ujian tahap kedua yang berlangsung pada 17 Juli hingga 19 Juli 2014. Tes meliputi ujian micro teaching, Bahasa Indonesia, Bahasa Inggris dan PPKN, tes Psikotes dan wawancara dengan peserta dan orangtua peserta. 

Selama tes, penyanyi yang mempopulerkan lagu 'Jangan Ada Dusta Diantara Kita', bersama mendiang Broery Marantika itu, menurut Slamet selalu mendampingi anaknya.

"Saat itu Dewi Yull juga ikut mengantar. Anaknya, Panji, meraih hasil tes terbaik, dia ingin menjadi pengajar Bahasa Inggris bagi penyandang disabilitas,” katanya.

Ia menambahkan, 18 siswa lain yang lulus tes masuk ke berbagai jurusan pilihan, mulai dari Manajemen, Akuntansi, Bahasa Indonesia hingga Agro Industri.

Seluruh siswa disabel akan belajar bersama mahasiswa lain di kelas reguler. Pihak kampus akan memfasilitasi segala keperluan mahasiswa disabel saat belajar bersama tersebut, mulai dari pendamping untuk tunadaksa dan tunanetra, penerjemah bahasa isyarat untuk tuna rungu dan tuna wicara, tutorial, hingga fasilitas lain seperti kursi roda.

"Pendidikan inklusif ini konsepnya tidak diskriminatif, tidak ada perbedaan apapun dengan mahasiswa normal, mulai dari proses belajar mengajar dan yang lain. Kami hanya memberikan pendampingan dan fasilitas selama proses belajar di lingkungan kampus ataupun di luar,” katanya.

Tahun ini adalah tahun ke tiga tes SKPD berlangsung di UB dengan jumlah total mahasiswa disabel sebanyak 62 mahasiswa. Panji dan 18 siswa disabel jalur SKPD akan mulai mengikuti masa orientasi siswa sama seperti mahasiwa baru UB yang lain awal Agustus nanti.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar