Selama ini dunia mengenal Iran dan Israel sebagai musuh bebuyutan, terutama terkait nuklir. Namun siapa menyangka bahwa kedua negara ternyata bekerjasama dalam kegiatan di badan kerjasama uji coba senjata nuklir.
“Selama latihan, ketika kita melakukan diskusi meja bundar kami atau makan malam atau makan siang, Anda dapati ahli Iran dan ahli Israel duduk di meja yang sama,” ungkap Lassina Zerbo, seorang anggota komisi di Organisasi Pelarangan Menyeluruh Ujicoba Nuklir (CTBTO).
“Ini tidak biasa bahwa kita melihat di bidang teknologi kami memiliki orang-orang yang belum tentu bisa bersama-sama secara politik, tapi mereka dapat menemukan sesuatu untuk sepakat dalam kerangka ilmiah,” imbuhnya.
CTBTO didirikan pada tahun 1990 dan didukung secara luar oleh negara-negara di dunia. Namun keberadaan organisasi ini belum sepenuhnya diakui, karena masih ada 8 negara yang belum meratifikasinya termasuk Israel, Iran dan Amerika Serikat.
Organisasi ini memiliki sistem yang mampu mendeteksi sejumlah tempat yang digunakan untuk uji coba nuklir. Organisasi ini memiliki dua stasiun pemantauan nuklir, satu di Iran dan satu lagi di Israel. Namun stasiun yang berada di Iran berhenti beroperasi sejak tahun 2006 setelah diberlakukannya sanksi PBB.
Israel diyakini sebagai satu-satunya kekuatan nuklir di Timur Tengah. Negeri Zionis itu telah lama melakukan perang urat saraf dengan Iran yang dicurigai ingin membangun senjata nuklir.
Zerbo mengatakan saat ini dia berharap bahwa pihaknya dapat membawa Iran dalam jaringan deteksi yang sama dengan Israel. Hal itu diharapkan akan mempermudah dalam memantau potensi aktivitas nuklir.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar